close

Tari Sulawesi Selatan : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Sulawesi Selatan – Keragaman jenis tarian yg terdapat di Indonesia menunjukan kreativitas masyarakatnya yg tersalurkan dgn baik.

Termasuk di antaranya tari Sulawesi Selatan yg turut menyumbangkan kekayaan budayanya sehingga masih dilestarikan hingga dikala ini.

Sebagai bentuk kesenian, tarian menawarkan sumbangsih berguna. Tidak hanya dikenal lantaran mempunyai unsur hiburan & estetika namun pula manfaat bagi masyarakatnya.


Mengenal Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan, disebut pula dgn Sulsel merupakan provinsi yg berada di kepingan selatan dr Sulawesi. Pusat pemerintahan dr provinsi ini ialah kota Makassar.

Penduduk Sulawesi Selatan tercatat mencapai angka 9.1 juta jiwa pada 2021, dgn kepadatan sekitar 195 jiwa per km persegi. Di Indonesia, Sulsel menempati posisi 12 untuk Indeks Pembangunan Manusia yaitu 71,93.

Bahasa resmi yg dipakai masyarakat Sulsel mayoritas Bahasa Indonesia. Berdasarkan data dr Badan Bahasa, total ada 13 bahasa di Sulawesi Selatan.

Beberapa di antaranya mirip Bajo, Bugis, Lemolang, Makassar, Toraja, & masih banyak lagi. Bahasa yg menempati urutan pertama paling banyak dipakai ialah Bahasa Bugis.

Sementara itu dr segi agama, mayoritas masyarakat Sulawesi Selatan menganut agama Islam. Terkecuali di beberapa kawasan misalnya Tana Toraja, Toraja Utara, serta beberapa penggalan dr Luwu Utara serta Luwu Timur yg beragama Katolik Protestan.

Sulawesi Selatan merupakan provinsi yg latar belakang orangnya bersifat heterogen. Beberapa di antaranya ada suku Bugis yg paling lebih banyak didominasi, disusul dgn suku Makassar, Toraja, Jawa, & lain sebagainya. Semua suku memiliki karakteristik & etika istiadat yg berbeda & menjadikannya unik.

Baca Juga: Tari Sumatera Barat


Jenis-Jenis Tari Sulawesi Selatan

Selain Sumatera Barat, Sulawesi Selatan pula dikenal akan banyaknya kesenian tari yg dimilikinya. Disebutkan telah ada hingga 316 tarian yg terdapat di provinsi ini.

98 di antaranya merupakan tarian asal Bugis, Makassar memiliki 66 tarian, kemudian ada 116 tarian dr Mandar serta 36 tarian Toraja. Berikut ini daftar tarian populer asal Sulsel:

1. Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena

Tidak sah kalau membicarakan tarian khas Sulawesi Selatan tanpa menambahkan tarian Kipas Pakarena. Tarian yg sudah ada sejak zaman kerajaan Gantarang ini mempunyai popularitas tinggi, menjadikannya ikon kebudayaan dr Sulawesi Selatan.

Kipas Pakarena dibawakan empat penari yg kesemuanya perempuan, diiringi instrumen dr alat musik mirip gandrang serta puik-puik.

Apabila menyelidiki sejarahnya, tarian ini dulunya berfungsi selaku bentuk pemujaan terhadap para ilahi. Namun berkat kemenarikan serta keunikannya, banyak orang kesengsem untuk mempelajari & menyaksikannya.

Terbukti saat ini Kipas Pakarena menjadi hiburan bagi banyak orang dr dlm maupun luar Sulsel & dipelajari di aneka macam fakultas kebudayaan serta sanggar tari.

Legenda menyebutkan bahwa tarian ini bermula dr kisah perpisahan penduduk bumi dgn kahyangan. Meski begitu tariannya bernuansa ceria, sehingga para penarinya mengenakan pakaian berwarna cerah.

Kipas Pakarena pula mengandung filosofi di aneka macam gerakan umpamanya perputaran sesuai jarum jam yg menggambarkan siklus hidup manusia.

2. Tari Pattennung

Tari Pattennung

Tari Sulawesi Selatan ini menceritakan perempuan Toraja yg sedang menenun dgn ulet, mulai dr benang sampai kesannya menjadi kain.

Meski ceritanya sederhana, tetapi nilai yg diajarkan oleh tarian ini begitu mendalam yakni perihal ketekunan & keteguhan. Dengan dua aspek ini, manusia mampu mengarahkan kehidupannya dgn lebih bijak.

Tarian ini dibawakan dgn pakaian khas berupa baju bodo yg panjang, hiasan bangkara, rante ma’bule, lipaq sabbe, serta properti komplemen yakni sarung lempar.

Tarian dibawakan bareng iringan musik tradisional yaitu gendang serta suling untuk menambah kesan tenang sekaligus dinamis.

Baca Juga: Tari Sumatera Selatan

3. Tari Ma’Badong

Tari Mabadong

Tarian asal Sulawesi Selatan ini termasuk penggalan Rambu Solo, dikenal pula sebagai upacara maut. Para penarinya disebut dgn Pa’badong, dgn gugusan tarian yg membentuk suatu bulat.

Penari yg membawakan Ma’badong dgn berpegangan tangan sambil mengaitkan jari kelingking. Tari Sulawesi Selatan ini dipimpin seorang laki-laki & satu orang perempuan.

Keduanya memimpin tarian sambil melantunkan syair yg berjulukan kadong badong. Kemudian para penari akan berbalas-jawaban mengikuti syair tersebut. Gerakan tariannya mengikuti irama dr lantunan syair.

Aturan yg berlaku adalah jumlah tarian ini sekurang-kurangnyalima orang. syairnya sendiri sangat terstruktur karena menggambarkan riwayat hidup seseorang yg telah meninggal, mulai dirinya lahir hingga hari wafatnya.

4. Tari Manimbong

Tari Manimbong

Tarian ini merupakan cuilan dr suku Toraja, biasanya dibawakan kaum lelaki selaku tradisi dlm upacara Rambu Tuka. Dalam upacara ini, masyarakat mengungkapkan syukurnya terhadap sang pencipta atas berkah yg diberikan padanya.

Rambu Tuka sendiri berarti syukur. Keunikan tarian ini yaitu banyaknya penari yg terlibat, mulai 20 sampai 30 penari yg didominasi pria sampaumur.

Penari membawakan tariannya sambil membacakan syair & lagu khusus, dgn durasi sekitar 10 menit tergantung variasi gerakannya. Untuk busana, para penari memakai seppa tallu buku dgn komplemen kain Toraja.

Properti yg dibawa adalah bendo khas Toraja yg disebut la’bo penai serta tameng kecil berhiaskan ukiran Toraja bernama okkah-okkah.

5. Tari Bosara

Tari Bosara

Bosara merupakan tari Sulawesi Selatan yg dibawakan selaku budbahasa penyambutan terhadap tamu kehormatan. Penarinya didominasi perempuan, dgn pakaian berwarna cerah seperti merah atau kuning yg menunjukan keramahan & keterbukaan.

Pada masa itu, tarian ini dipentaskan dlm berbagai acara penting dlm rangka menjamu raja-raja sambil dihidangkan kue tradisional.

Para penari melakukan gerak tari sambil menjinjing piring pada tangan kanannya. Bukan saja selaku bentuk penyambutan, Bosara pula biasa ditampilkan dlm pesta seperti pernikahan hingga khitanan.

Makna kata bosara sendiri yakni satu kesatuan yg utuh, terbagi dlm piring. Piring ini diberi alas kain rajutan wol di atasnya, kemudian diposisikan piring lagi sebagai tempat untuk menyimpan kudapan manis.

Biasanya jenis kue yg dibawakan pada para tamu ini termasuk jajanan pasar yg umum ditemukan seperti kudapan manis lapis, cucur, bolu peca’, kudapan manis lapis, brongko & lain sebagainya.

Baca Juga: Tari Sumatera Utara

6. Tari Ma’randing

Tari Ma’randing

Ma’randing asalnya dr “randing”, kata yg memiliki arti “mulia”. Tarian ini biasanya dipentaskan sebagai pecahan dr program pemakaman besar dr orang-orang kasta tinggi.

Untuk memperlihatkan tarian ini, penari menggunakan pakaian perang khas Sulawesi Selatan dgn properti senjata seperti pedang & perisai besar. Ini sesuai dgn tema yg digambarkan dlm tariannya, yakni tari patriotik

Hal yg membuat tari Sulawesi Selatan ini terlihat berbeda yaitu adanya pertunjukan kesanggupan beberapa penari dlm menggunakan senjata militer.

Tidak hanya berkonsentrasi pada kemampuan jago, tetapi pula menunjukkan keteguhan hati & kekuatan dr seseorang yg sudah meninggal tersebut. Berbagai properti yg dibawa ketika memperlihatkan pertunjukan tari memiliki makna masing-masing.

Misalnya perisai yg dibuat dr materi kulit kerbau merupakan simbol kekayaan, karena yg bisa mempunyai kerbau hanyalah orang kaya. Sementara itu la’bo bulange, pinai, todolo adalah simbol kesiapan & keberanian dlm berperang.

7. Tari Sere Bissu Maggiri

Tari Sere Bissu Maggiri

Nama tarian yg unik ini sepadan dgn penari yg membawakannya. Bissu memiliki arti pendeta yg dianggap adonan dr laki-laki serta perempuan di masyarakat Bugis.

Hasil kebudayaan dr kerajaan Bone yg pertama ini ialah tarian istimewa, karena dibawakan sebagai pemanggilan roh. Penari yg membawakan Sere Bissu berjumlah 12 orang, diikuti tujuh jenis gerakan yg kesemuanya menjinjing aura magis.

Tarian pemanggilan roh ini terus meningkat & mengalami modifikasi. Seiring waktu, fungsinya tak lagi selaku pemanggilan roh melainkan pula untuk menyambut para tamu kehormatan di Kerajaan Bone.

8. Tari Pakkuru Sumange

Tari Pakkuru Sumange

Berasal dr Soppeng, tari Sulawesi Selatan ini berasal dr kata “sumange” yg artinya sukma. Apabila digabungkan, artinya menjadi “memanggil sukma”.

Sebagai tarian yg lekat dgn jiwa insan, tarian ini menyimbolkan kehidupan yg dinamis & senantiasa mengalami modifikasi seiring berjalannya waktu.

Harapan yg ditambahkan dlm tarian Pakkuru Sumange yaitu kedamaian, berkah dr Tuhan, rezeki, serta ketenangan untuk berpikir & bertindak dgn bijak.

Umumnya tarian ini dibawakan selaku bentuk penyambutan terhadap tamu. Memohon doa restu, keakraban, & persahabatan pula tergambar lewat gerakan, performa, serta musik yg mengiringi pertunjukan tari ini.


Fungsi Tari Sulawesi Selatan

Tarian tradisional mengandung unsur kebudayaan yg kental, lantaran berasal dr pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari.

Hal ini menciptakan tarian mempunyai fungsi seni, dimana para pembuat gerakan mampu mengkreasikan imajinasinya & menuangkannya menjadi bentuk gerakan.

Fungsi selanjutnya ialah dr segi moral serta sosial. Setiap tarian menggambarkan kisah & pesan tertentu, yg membawa nilai positif bagi masyarakat.

Interaksi sosial yg terjadi dlm pertunjukan tari pula memungkinkan masyarakat dr aneka macam kebudayaan berjumpa & mengembangkan.

Dari sisi perkembangan provinsi Sulsel, tarian pula berperan untuk menghibur & mengenalkan budayanya pada khalayak luas.

Hal ini dapat menawarkan pengaruh nyata terhadap kemajuan pariwisata, utamanya dgn banyaknya tarian asal provinsi ini yg tergolong ikon kebudayaan nasional.


Penutup Tari Sulawesi Selatan

Demikian pembahasan perihal keberagaman jenis tari Sulawesi Selatan. Sebagai sarana yg menunjang verbal kreatifitas penduduk , seni tari terus dilestarikan oleh generasi penerus.

Bahkan beberapa di antaranya mengalami modifikasi, menghasilkan tari kreasi yg mampu diubahsuaikan dgn modernisasi zaman supaya tetap bisa dinikmati banyak orang sebagai hiburan.

Tari Sulawesi Selatan

  TARI BEDANA : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan & Pola Lantai